Penuh Kubangan Lumpur dan Semak Belukar, Ruas Jalan Provinsi Maluku di Pulau Babar MBD Memprihatinkan

IMG-20250611-WA0013

MediatorMalukuNews.com_Kondisi ruas jalan berlantai aspal milik Pemerintah Provinsi Maluku di Pulau Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) kini rusak parah termakan usia, dan kondisinya terlihat memperhatikan.

Jalan yang dikabarkan menelan dana miliaran rupiah beberapa waktu lalu itu, kini ditumbuhi semak belukar dan dipenuhi kubangan lumpur yang siap menjerat pengendara kendaraan bermotor yang melintasi ruas jalan tersebut.

Sejumlah warga yang mendiami pulau yang berbatasan dengan negara kanguru itu, kerap kali mengeluh akibat sarana publik ini dinilai tak membawa manfaat berarti untuk memobilisasi arus barang dan jasa demi meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Bagaimana tidak, terpantau sekitar 25 kilometer ruas jalan beraspal ini tak terurus bertahun -tahun lamanya. Terlihat badan jalan rusak di sana – sini. Apalagi ketika musim hujan tiba, sejumlah ruas jalan penuh kubangan lumpur dan semak belukar. Padahal infrastruktur publik ini menghubungkan warga di wilayah Kecamatan Pulau Babar Timur dan Kecamatan Babar Barat cukup efektif dilalui kendaraan roda dua maupun empat, mengingat jarak tempuh dengan kendaraan bermotor cukup pendek ke pusat kota kecamatan. Bahkan, kondisi sepanjang ruas jalan di wilayah ini tak berlembah dan kurang ber -gunung. Sayangnya sarana jalan tersebut tak mendapat perhatian.

Baca juga :   Nahkoda KM. Dandelion Diperiksa Usai Tabrak Dermaga Koroing

Sejumlah warga setempat pun mengaku, sejak negara Indonesia merdeka hampir satu abad namun keberadaan sarana publik ini mirip ketika masih berada di jaman penjajahan. Padahal kalau mau dihitung -hitung panjang ruas jalan ini kurang lebih hanya 40 kilometer.

Bahkan, akibat menanti perhatian pihak pemerintah terlalu lama, ada sejumlah warga setempat dengan suka rela memperbaiki beberapa ruas jalan yang rusak, seperti membuat jembatan darurat, dan membabat semak belukar yang mulai menutupi beberapa ruas badan jalan.

Ketua Klasis Gereja Protestan Maluku (GPM) Pulau Babar Timur, K. Mose kepada wartawan media ini dalam komentarnya saat membuka kegiatan pelatihan kepemimpinan remaja Gereja di Jemaat Yatoke, belum lama ini (6/6 2025) mengaku prihatin dengan kondisi ruas jalan tersebut.

Dengan nada kesal ia mengatakan, orang Babar ini hanya dibodoh-bodohi setiap lima tahun ketika ada kampanye politik untuk mencari para pemimpin baru. Karena setiap kali pergantian pemimpin politik, sarana publik tersebut tak diperhatikan. Dan itu (Sarana jalan provinsi di Pulau Babar) hanya dijadikan objek belaka.

Baca juga :   Talud Pengaman Pantai Tepa MBD Ambruk, Pemda Diminta Turun Tangan

Padahal menurut Mose, salah satu syarat untuk mensejahterakan orang atau masyarakat yang mendiami pulau terluar seperti di Pulau Babar perlu ada infrastruktur publik mumpuni sehingga dapat mengakses berbagai kepentingan masyarakat terutama pemenuhan kebutuhan dasar dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satunya seperti membangun konektivitas jalan yang menghubungkan desa -desa dengan pusat kota kecamatan atau kabupaten, karena dengan begitu masyarakat bisa mendistribusikan hasil pertanian atau perkebunan mereka.
“Contohnya seperti, menjual kopra atau hasil perkebunan dan lainnya dengan mudah,” tandas tokoh rohaniwan tersebut.

Menurutnya, bila perihal tersebut diperhatikan maka otomatis akses pasar dengan sendirinya terbuka lebar. Sebab , untuk melalui ruas jalan ini menuju pusat ibukota kecamatan jarak tempuhnya lebih dekat dan aman.

Diketahui, terdapat sejumlah perkampungan masyarakat. Namun beberapa diantaranya seperti Desa Yatoke dan Desa Nakramto, juga Dusun Iwliyar sangat terisolir akibat kondisi akses jalan buruk.

Mose juga menambahkan, ia pernah mengikuti salah satu kegiatan di Dusun Ilwiar, akan tetapi dirinya dihalangi oleh kondisi jalan buruk yang tak bisa diharapkan.

Baca juga :   Peringati HUT Kemerdekaan RI ke- 80 di Tanimbar, Bupati Jadi Irup

Ia berharap Pemerintah Provinsi Maluku dibawah kepemimpinan Gubernur Hendrik Lewerisa dan wakilnya Abdullah Vanath segera melihat kesulitan warga Babar terkait infrastruktur jalan di wilayah kepulauan terluar Indonesia itu, sehingga masyarakat di sana (Pulau Babar) tidak menderita di setiap musim penghujan. (Eki)